09 November 2009

Warga Miskin Harap Pemerintah Lanjutkan Program Raskin

09 Nopember 2009


Palu, CyberNews. Sejumlah warga miskin di Palu, Sulawesi Tengah masih sangat berharap pemerintah pusat tetap melanjutkan program raskin (beras untuk warga miskin) pada tahun 2010.

"Bantuan subsidi pangan itu masih kami butuhkan sekali," kata Ny Subaida (28), salah satu keluarga prasejahtera di bilangan Jln Igusti Ngurarai Palu Selatan, Senin.

Subaida meminta pemerintah pusat tidak menghentikan program tersebut, sebab warga miskin benar-benar masih sangat membutuhkan bantuan bersubsidi.

Hal senada juga disampaikan Ny Gustaf (45), warga miskin di kelurahan Kamontji, Palu Barat. Ibu rumah tangga yang hanya bekerja sebagai pemulung itu, mengatakan, raskin yang diterimanya setiap bulan sangat membantu mereka.

Setiap bulan, ia mendapat jatah raskin yang disalurkan Bulog melalui pihak kelurahan 20 kg dengan harga relatif lebih murah ketimbang harga di pasar yaitu hanya Rp1.600/kg.

Karena itu, ia juga sangat berharap pemerintah pusat tetap melanjutkan program pangan bersubsidi dimaksud yang diperuntukan bagi kalangan warga prasejahtera di daerah-daerah.

"Kalau bisa jatahnya juga ditingkatkan maksimal 25kg/kepala keluarga (KK)," pinta dia.

Menyangkut kualitas beras , kedua warga penerima raskin di ibu kota Provinsi Sulteng itu, mengakui jenis dan kualitas beras yang mereka terima kurun setahun terakhir ini semakin bagus.

"Raskin yang kami terima setiap bulannya, kualitasnya cukup bagus, dan tidak kalah bersaing dengan beras yang dijual para pedagang di pasar-pasar tradisional di kota Palu," kata mereka..

Sementara Kepala Perum Bulog Sulteng, Eddy Subiantoro mengatakan, realisasi penyaluran raskin di Sulteng hingga pekan pertama November 2009 sudah mencapai 98 persen.

"Kita upayakan sebelum akhir Desember 2009, penyaluran raskin di Sulteng telah mencapai 100 perseb," katanya.

Menurut Eddy Subiantoro, penyaluran raskin di Sulteng selama ini cukup lancar, meski masih ada beberapa desa di sejumlah wilayah di Provinsi ini, termasuk di Kabupaten Donggala, dan Sigi, serta Poso yang masih sulit dijangkau dengan kendaraan.

Namun demikian, warga prasejahtera di desa-desa yang masih terisolasi tetap mendapatkan jatah raskin sesuai dengan jatah yang dialokasikan pemerintah, meski penyalurannya terkadang dilakukan tiga-empat bulan sekali.

-----------------------
Di Kelapa Lima, 10 RTM Tidak Dapat Raskin
KUPANG, POS KUPANG.Com -- Sebanyak 10 dari 41 rumah tangga miskin (RTM) di RT 17 Kelurahan Kelapa Lima, tidak mendapat raskin. Ke-10 RTM belum bisa dilayani karena keterbatasan stok raskin.
 

Ketua RT 17 Kelurahan Kelapa Lima, Thomas Rohi Laga, menjelaskan hal itu saat ditemui di kantor lurah Kelapa Lima, Jumat (6/11/2009). Rohi Laga mendatangi kantor lurah untuk mengambil raskin buat warganya.

Thomas mengatakan, baik raskin maupun bantuan langsung tunai (BLT) sangat dibutuhkan warga yang masuk kategori RTM. "Bantuan itu sangat bermanfaat bagi warga miskin yang secara ekonomi sangat terbatas," katanya.

Untuk raskin, demikian Thomas, setiap RTM mendapat jatah 15 kg. Setiap RTM harus menyetor Rp 25.000,00. Rinciannya, uang raskin Rp 24.000,00 dan biaya transport Rp 1.000,00/RTM.

Thomas mengatakan, penerima raskin terdiri dari 15 RTM yang bermata pencaharian tukang ojek, sembilan RTM sebagai penjual sayur serta lainnya berprofesi sebagai penjual ikan keliling.

Dana pembelian raskin, kata Thomas, tidak semuanya diserahkan warga saat beras diturunkan ke rumah masing-masing.

"Ada yang tidak langsung bayar Raskin yang dihantar. Jadi, sebagai ketua RTM saya harus nombok. Saya harus bayar supaya 31 RTM jangan sampai tidak punya beras. Mereka sudah susah cari uang dengan ojek dan berdagang," ujar Thomas, pegawai di Dinas Kesehatan Propinsi NTT ini.

Dana nombok untuk 31 RTM, kata Thomas, senilai Rp 744.000,00 termasuk ongkos angkutan. Biasanya RTM minta untuk dibayar baru dilunasi setelah besar tiba di rumah. Ada juga yang tunda beberapa hari untuk melunasi raskin.

Meski RTM mengumpul uang untuk biaya transport, Thomas menggunakan kendaraan motor sampah milik kelurahan untuk angkut raskin. "Saya pinjam tahan muat beras, habis saya mau pakai bemo terlalu mahal. Beras ini antar ke rumah saya, baru di drop lagi pakai gerobak sampah ke 31 KK miskin," ujar Thomas. (osa)
 
(Dion DB Putra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar