05 November 2009

Pemilik Toko Jl Sabang Minta Saluran Air Dikeruk



November 4, 2009
Kategori Berita Terkini, Jakpus

JAKARTA  (Pos Kota) - Para pemilik toko di Jalan KH Agus Salim atau yang lebih dikenal Jalan Sabang, Kelurahan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, mendesak Camat Menteng, H Efri, untuk mengeruk saluran air agar tidak banjir dan membongkar klaster (lapak) yang berada di sepanjang jalan itu.

Klaster yang semula diperuntukan bagi tempat para pedagang (kuliner) Kaki-5 lesehan malam hari itu, dianggap tak bermanfaat dan menyulitkan kendaraan pengunjung yang akan parkir.

"Tolong Pak Camat, kami mendukung, dan berterima kasih adanya penertiban Kaki-5 di kawasan Sabang ini, sehingga menjadi tertib dan lalulintasnya lancar. Namun disayangkan klaster yang ada diatas trotoar untuk kaki-5 menyulitkan pengunjung yang akan memarkir kendaraannya", kata Mario, satu pemilik toko roti dan kue kepada Camat Menteng, H Efri, saat menata kawasan Jalan Sabang bersama Lurah Kebon Sirih, Riyanto, Rabu (4/11).

Menurut Mario, klaster itu untuk PKL kuliner wisata malam, namun dibangun terlalu tinggi mencapai 25 Cm dan menyita lahan parkir. Akibatnya Kendaraan jenis sedan kerap mengalami kesulitan ketika akan parkir. Bahkan bagian bawah kendaraan sering membentur bingkai klaster, dan pernah beberapa kendaraan nyelonong menabrak kaca toko.

Selain itu, para pemilik toko juga minta Camat Menteng, Efri, mengeruk saluran yang berada di bawah badan Jalan Sabang, karena selama ini menjadi tempat penampungan sampah yang dibuang para kaki-5 makanan.

"Saat hujan, air kerap menggenang dan berbau tak sedap akibat saluran mampet, karena saluran penuh sisa makanan yang dibuang para pedagang", jelas Ny Lenny, pemilik toko lainnya..

Camat Menteng, H. Efri, di sela kegiatannya menata kawasan Jalan Sabang, menjanjikan, akan menampung semua usulan para pengusaha dan menyampaikannya ke walikota.

"Kami tidak memiliki kewenangan membongkar kalster maupun membersihan saluran yang ada di bawah badan jalan. Itu kewenangan Pemerintah Kota dan Sudin Pekerjaan Umum Tata Air. Nanti kami sampaikan dalam rapat koordinasi (Rakor) di walikota", tegasnya.

Ia menjelaskan pihaknya memang tengah menata kawasan Jalan Sabang agar bebas dari PKL. Seluruh Kaki-5 yang berjumlah 130 pedagang, sebagian besar diarahkan untuk memasuki lokasi penampungan di Kampung Lima yang telah disiapkan 80 kios, sisanya disediakan lahan kosong yang ada di kedua sisi jalan itu.

Sejak awal November 2009 ini sedikitnya dikerahkan 20 petugas untuk menjaga kawasan Sabang agar tak ada lagi yang berjualan ditrotoar, walau pun itu malam hari.

(bambang/sir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar